Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa antara agama dan spiritual itu sama atau tidak jauh berbeda, padahal agama dan spiritual itu berbeda, bahkan cenderung bertolak belakang,
Perbedaan paling mendasar diantaranya bahwa agama bersifat membelenggu dan membunuh, sementara spiritual bersifat membebaskan dan menghidupkan,
Agama disebut membelenggu karena memang banyak sekali aturan dalam agama yang membatasi ruang gerak penganutnya, hal ini bertolak belakang dengan spirit yang memiliki karakter bebas lepas,
Agama disebut membunuh karena di dalam agama banyak sekali mengajarkan kematian bahkan mewajibkan kepada setiap yang bernyawa untuk mengalami kematian,
Disamping itu juga karena orientasi dari agama adalah kehidupan setelah mati, sementara orientasi dari spiritual adalah semangat hidup sepanjang masa tak terbatas waktu,
Perbedaan mendasar lainnya bahwa agama mengajarkan penghambaan kepada Tuhan, bagaimana idealnya menjadi seorang hamba, bagaimana berdoa memohon kepada Tuhan dengan baik dan benar,
Walaupun dalam prakteknya tidak sedikit umat beragama yang bersikap anarkis, mentang-mentang, semena-mena, seolah-olah mereka lah tuhan yang maha berkuasa menentukan salah benar dan baik buruknya suatu amalan, berhak menghukum dan mengadili,
Sangat jauh berbeda dengan spiritual, yang mengajarkan bagaimana minimalnya menjadi wakil tuhan yang baik dan benar, hal ini tercermin dari sikap dan perbuatan para kaum spiritualis yang cenderung banyak diam, banyak mengalah dan memaklumi kondisi di sekitar
Perbedaan lainnya bahwa pedoman agama itu dari kitab yang isinya tentang kisah perjalanan tokoh utama agama dengan keunggulannya masing-masing, tentang baik buruk dan salah benar suatu amalan, sedangkan pedoman spiritual itu hatinurani yang merupakan singgahsana rabbul alamin,
Selanjutnya bahwa umat beragama itu makmum kepada orang yang sudah meninggal, yaitu nabi dan rasul, seluruh aktifitas hidup nabi atau rasul, mulai dari bangun tidur sampai dengan mau tidur lagi bahkan sedang tidur, dicontoh dan diikuti oleh umatnya,
walaupun bukti aktifitas tersebut hanya berupa catatan atau ingatan dari para saksi dan pelaku sejarah di masa nya, yang kemudian tercatat menjadi sebuah kitab induk maupun kitab-kitab tambahan, sama sekali tidak terekam dalam bentuk video seperti sekarang ini, namun kisah tersebut betul-betul dipegang teguh, diyakini kebenarannya dan diteladani oleh para pengikutnya,
Sangat berbeda dengan kaum spiritualis, imam mereka adalah hatinuraninya sendiri, yang sangat diyakini sebagai singgahsana rabbul alamin, artinya bahwa kaum spiritualis ini makmum langsung kepada rabbul alamin, atau minimalnya makmum kepada guru spiritual, jika belum bisa berhubungan langsung dengan rabbul alamin,
spiritual bisa menjadi ruh dalam agama, sehingga jika kita mendalami agama tanpa mau mendalami spiritual maka akan merasa kehampaan dalam beragama,
seperti yang terjadi pada saat ini, hampir seluruh manusia di dunia memiliki agama, namun kehidupan yang terjadi di masyarakat carut marut bahkan terpuruk, karena agama bisa dibilang telah kehilangan ruh nya.